Equifax Diretas, AS Dakwa 4 militer China


WASHINGTON - Otoritas hukum Amerika Serikat (AS) mendakwa hacker milliter China atas peretasan pada tahun 2017 terhadap sistem jaringan komputer perusahaan Equifax Inc. Jaksa Agung Amerika William Barr mengatakan peretasan itu memengaruhi hampir 150 juta warga Amerika.

Equifax sendiri adalah salah satu dari tiga perusahaan swasta besar di Amerika Serikat yang mencatat semua transaksi keuangan termasuk kartu kredit dan pinjaman warga negara AS. Pada 7 September 2017, Equifax mengumumkan bahwa data telah dibobol kelompok peretas.

"Ini adalah intrusi yang disengaja dan menyapu informasi pribadi rakyat Amerika," Kata Barr dalam mengumumkan dakwaan empat anggota Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sehubungan dengan salah satu pelanggaran data terbesar dalam sejarah AS.

Keduataan Besar China di Whasington tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan wartawan.

Pengumuman ini adalah yang terbaru dalam kampanye agresif oleh otoritas Amerika untuk membasmi operasi spionase China di Amerika Serikat.

Sekitar 147 juta orang memiliki informasi, termasuk nomor Jaminan Sosial, Tanggal lahir dan data SIM. Data ratusan juta orang itu dibobol para hacker dari sistem jaringan komputer Equifax.

Para peretas menghabiskan berminggu-minggu untuk masuk ke sistem  Equifax, membobol jaringan komputer, mencuri rahasia perusahaan dan data pribadi. Peretas merutekan lalu lintas melalui sekitar 34 Server yang berlokasi di hampir 20 negara untuk mengaburkan lokasi mereka sebenarnya.

Kepala Eksekutif Equifax Mark Begor mengatakan perusahaan berterima kasih atas penyelidikan Departemen Kehakiman.

"Sangat meyakinkan bahwa lembaga penegak hukum federal kamu memperlakukan kejahatan dunia maya, terutama kejahatan yang disponsori negara, dengan keseriusan yang layak," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip Reuters, Selasa (11/2/2020).

Para pejabat AS mengatakan, peretasan China berada di belakang pelanggaran besar-besaran di Kantor Manajemen Personalia, yang terungkap pada 2015 dan melibatkan kompromi data pribadi sensitif yang diajukan oleh pelamar untuk izin keamanan pemerintah AS.

Pelanggaran itu mengungkap nama, nomor Jaminan Sosial dan alamat lebih dari 22 juta karywan dan kontraktor federal AS serta 5,6 juta sidik jari.

Peretas China juga diduga berada di belakang pelanggaran besar-besaran di group hotel Marriott International.

Peretasan terhadapa Equifax cocok dengan pola serangan siber China di masa lalu. Demikian disampaikan Michael Daniel, mantan koordinator keamanan siber Gedung Putih. Menurutnya, data yang dicuri dapat mendukung upaya mata-mata lainnya.

"Utilitas utamanya adalah untuk mengembangkan target potensial untuk pendekatan oleh agen intelejen atau memberi makan alat pembelajaran mesin kecerdasan buatan (Artificial Intelligence)," Kata Daniel, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Cyber Threat Alliance, kelompok berbagi informasi keamanan siber.

Senator Ben Sasse, anggota Partai Republik dari Komite Pemilihan Senat untuk Intelejen, mendesak tindakan yang lebih keras untuk melawan peretasan China.

"Partai Komunis China tidak akan meninggalkan kebutuhan yang terlewat dalam usahanya untuk mencuri dan mengeksploitasi data Amerika. Dakwaan ini adalah berita baik, tetapi kita harus berbuat lebih banyak untuk melindungi data Amerika dari operasi pengaruh Partai Komunis China," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pelanggaran data Equifax, karena begitu besar dan melibatkan begitu banyak orang Amerika, memiliki implikasi yang luas bagi Equifax dan industri kredit konsumen.

Perusahaan setuju untuk membayar hingga USD700 juta untuk menyelesaikan klaim bahwa mereka melanggar hukum selama pelanggaran data dan untuk membayar kembali konsumen yang dirugikan.

Skandal itu membuat perusahaan kacau balau, yang menyebabkan mundurnya sang CEO saat itu, Richard Smith, dan berbagai audiensi Kongres ketika kelambatan perusahaan untuk mengungkap pelanggaran dan praktik keamanan dipersoalkan oleh anggota parlemen.

Pembuata kebijakan dan kelompok konsumen mempertanyakan bagaimana perusahaan swasta dapat mengumpulkan begitu banyak data pribadi, memicu upaya untuk meningkatkan kemampuan konsumen untuk mengendalikan informasi mereka. Baik Senat dan maupun Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS sedang mempertimbangkan undang-undang yang akan mewajibkan perusahaan untuk lebih melindungi data konsumen.

Belum ada Komentar untuk "Equifax Diretas, AS Dakwa 4 militer China"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel